MENANGIS KARENA LUPA LETAK
SATU AYAT AL-QURAN
Dr. Yahya Al-Gustami bercerita” Kami berkunjung ke rumah Syeh kami,
seorang Syeh yang alim, ahli Fiqih, Al-Hafidz Syekh Muhammad Abddua’im Rahimahullah di Mekkah. Kami keheranan ketika
mendapati beliau dalam keadaan seperti
kebingungan, semenetara air mata keluar dari matanya. Lalau aku bertanya, ‘ada
apa gerangan denganmu, wahai Syekh (Guru) kami? Beliau balik bertanya, dimana
letak ayat; Ya qaumi ajibu da’iyaAllah?’Ya
guruku Ayat itu terletak pada Surat Al-Ahqof; jawab ku. Kemudian, belaiau
berkata jazakumullahu khoiran .
(Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepadamu) Sejak tadi aku mencari-cari
ayat ini, tetapi belum juga ketemu sampai kamu datang kemari.[1]
Tangisan adalah salah satu rahmat Allah
yag telah menjadi fitrah bagi setiap
manusia, yang denganya manusia bisa meluapkan segala macam emosi dalam hati,
seseorang dapat menangis karena terlalu bahagia ataupun terlalu sedih, yang
jelas tangisan berasal dari suasana hati yang sanggat emosional terhdapa
sesuatu.
Ternyata tangisan juga memiliki
nilai tersendiri dalam Islam, ada tangisan yang di benci ada juga tangisan yang
sanggat dicintai oleh Allah. Tangisan yang dibenci adalah tangisan yang
didasari sesuatu yang berlebihan seperti menangis sambil meratap, menampar pipi dan merobek-robek baju
atau menagis untu suatu perkara yang tidak dibenarkan dalam Islam seperti,
menagisi pacar, atau mengis karena kemasiatan lainya. Namun ada pula tangisan
yang dicintai oleh Allah, yaitu mengisnya seseorang karena Allah subhanahu
Watala, baik itu karena taubatnya, karena takutnya atau karena kecintaanya kepada
Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah,
“Itidak ada sesuatu
yang lebih dicintai Allah dari pada dua tetesan dan dua bekas, Tetesan airmata
yang jatuh karena takut kepada Allah dan tetsan darah darah yang mengalir (saat
jihad) dijalan Allh, sedangkan dua bekas itu adalah beka-bekas fisabilillahnd
dan bekas-bekas mengamalkan kewajiban Allah”
(Hr. Tirmizi. No. 1363)
Rasulullah juga bersabda, “dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api
neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang terjaga
karena siaga dijalan Allah (Hr Tirmizi, No. 3829)
Lupa
adalah fitrah bagi manusia, tak terkecuali dalam menghafal Al-Quran, Namun
penghafal Al-Quran di tuntut untuk benar-benar menjaga hafalnya dengan baik,
Rasulullah Shallaluhu alaihi wasalm bersabda “ Jagalah (Hafal Al Quran itu, maka demi Dzat yang jiwaku di kekuasaaNya,
Sungguh Ia (Al-Quran)lebih cepat lepasnya daripada unta dariikatanya” (Imam
Bukhori)[2]
Mungkin
hal inilah yang menyebabkan Al-Hafidz Syekh Muhammad Abddua’im Rahimahullah menangis ketika kihilangan letak satu ayat
dari Al-Quran, mungkin disebabkan takut karena tidak menjalankan amanah Rsulullah,
atau mungkin juga karena kecintaanya kepada Al Quran sehingga ia tak rela jika
harus kehialangan Al-Quran dalam ingatanya , yang jelas keduanya adalah hal
yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
Para
sahabat pecinta Al-Quran semoga kita semua merepukan orang-orang beruntung yang
diberikan keistiqomahan dalam menjaga hafalan Al-Quran, dan kita bisa meneladani
bagimana sikap para ulama terhdap Al-Quran demi mengapai ridhonya Allah
Subhanahu Wata’ala.
Bid;
Publikasi LTQ LPM STID Mohammad Natsir